OVER PROTECTIVE

January 29, 2009 at 1:57 pm (Anak berkebutuhan khusus)

Definisi dari over protective yaitu dari kata over yang berarti lebih atau berlebihan dan protective yang berarti perlindungan/melindungi. Jadi over protective yaitu suatu bentuk perlindungan yang berlebihan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya.

Di sekeliling kita banyak sekali kita jumpai persoalan keluarga atau rumah tangga yang didasari oleh keberadaan orang tua yang terlalu over protective kepada anaknya. Rasa perlindungan yang berlebihan akan menjadikan anak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya. Seperti contoh perlindungan anak semata wayang. Waktu si kecil atau si anak belajar berjalan orang tua berusaha melindungi dan menjaganya agar anak tidak sampai jatuh. Alhasil, anak tidak akan pernah belajar bagaimana hidup di dunia nyata.

Perlindungan yang berlebihan pada anak juga bisa membuat anak merasa terkekang, jenuh dan marah. Terkadang anak juga menginginkan lepas dari dominasi orang tuanya. Begitu pula pola asuh yang tidak konsisten juga bisa menyebabkan anak menjadi marah besar. Misalnya, orang tua yang tidak punya pola asuh yang jelas kapan ia memberikan kebebasan dan kapan pula ia memberikan larangan anak untuk berbuat sesuatu. Atau seringkali mengancam untuk menghkum tapi orang tua tidak pernah menghukum.

Pola asuh orang tua yang over protective dan selalu menuruti segala permintaan anak bisa menyebabkan anak menjadi terlalu lekat atau lengket, yang biasa disebut dengan istilah anak Clinging. Apabila anak usia 3 tahun keatas masih melekat terus pada ibunya, misalnya seorang anak yang mau ikut kemanapun ibunya mau pergi dan akan menangis apabila tidak boleh.berbeda dengan oran tua yang memberikan perhatian yang sewajarnya, ia akan memberikan kebebasan kreasi pada anaknya. Semangat anak akan tumbuh dan berkembang seiring dengan daya kritis dan kreativitas anak. Sehingga anak akan menjadi aktif dan banyak bertanya baik kepada orang tuanya maupun pada orang yang ada disekelilingnya. Di sini anak juga akan merasa dipercaya oleh orang tua, mandiri, dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi dan dapat bersosialisasi dengan baik.

Ciri-ciri over protective, yaitu sbb :

Ø Selalu mengkhawatirkan keadaan anak

Ø Tidak pernah memberikan kepercayaan pada anak.

Ø Selalu menuntut kesempurnaan anaknya sendiri.

Ø Tidak pernah mau melepaskan anaknya sendiri dan ini dapat membuat anak terlambat mandiri.

Penyebab orang tua menjadi over protective

Ø Memiliki kekhawatiran yang berlebihan pada anak.

Ø Adanya rasa sayang yang berlebihan pada anak.

Ø Adanya rasa takut bersalah kalau tidak memperhatikan anak.

Ø Adanya trauma masa lalu yang mana hal ini dirasakan oleh orang tua.

Akibat dari orang tua yang over protective bagi anak yaitu:

Ø Tidak pernah dewasa.

Ø Tidak dapat mandiri.

Ø Mudah menyerah.

Ø Mudah minder dalam pergaulan.

Ø Selalu menuntut perhatian dari orang lain.

Ø Selalu merasa diri tidak mampu.

Ø Menjadi seorang yang tidak dapat berkembang dan mencapai potensi maksimal.

Sikap menghadapi orang tua yang over protective :

Ø Mencoba mengerti atau memahami penyebabnya.

Ø Menerima apa adanya sambil menolongnya.

Ø Usahakan untuk hidup dipercaya.

Ø Tunjukkan kedewasaan.

Ø Kita sebagai anak jangan memberontak tapi cobalah berkomunikasi.

Permalink Leave a Comment

Sibling Rivalry

January 29, 2009 at 1:35 pm (Anak berkebutuhan khusus)

A.Pengertian Sibling Rivalry

Sibling rivalry adalah permusuhan dan kecemburuan antara saudara kandung yang menimbulkan ketegangan diantara mereka. Hal ini tak dapat disangkal bahwa perselisihan antara mereka akan selalu ada. Biasanya ini terjadi apabila masing-masing pihak berusaha lebih unggul dari yang lain. Kemungkinan sibling rivalry akan semakin besar apabila mereka berjenis kelamin sama dan usia keduanya cukup dekat.

Menurut Dr. Sawitri, sibling rivalry adalah persingan antara dua saudara kandung dalam memperebutkan kasih saying dan perhatian orang tua yang telah dirasakan saat anak usia 3 tahun. Berebut mainan, berebut tempat untuk bisa lebih dekat dengan ayah atau ibu, berebut kue, berebut kesempatan memainkan sesuatu dan sebagainya.

Sibling rivalry banyak terjadi pada anak-anak yang berjarak usia sangat dekat (1 atau 2 tahun), sama beradu pada pertengahan masa anak (8-12 tahun) dan berjenis kelamin sama. Akibatnya apabila tidak tertangani bisa kemungkinan sampai dewasa, sampai tua kakek nenek.

Sibling rivalry bukanlah kesalahan anak tertua, maupun anak-anak dalam keluarga, juga bukan merupakan kesalahan orang tua semata, bahwa akar permasalahannya adalah kurangnya waktu dan perhatian, akibat kondisi umum yang dimiliki oleh suatu keluarga.

Seorang kakak yang iri terhadap adiknya menganggap adik sebagai penyebab hilangnya beberapa kenikmatan yang selama ini dinikmatinya. Iri hati kakak pada adik merupakan suatu yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sang kakak biasanya iri ketika ibu terkesan lebih memperhatikan adik. Pearasaan iri semakin kuat karena adik biasanya lebih diperhatikan, dikasihi dan disayang.

Bagi anak-anak, yang mereka perebutkan adalah waktu, perhatian, cinta dan penerimaan yang diberikan orang tua kepada setiap anak. Dengan segenap kemampuan fisik dan mental yang dimiliki, orang tua akan lebih mudah mencurahkan kepada satu anak saja daripada harus membaginya kepada beberapa anak sekaligus, apalagi setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda.

B.Penyebab sibling rivalry

Sumber permasalahan sibling rivalry muncul pada masalah anak itu sendiri, akan tetapi orang tua harus bertindak dalam permasalah tersebut. Fungsi keluarga juga merupakan factor yang mempengaruhi sibling rivalry karena anak-anak mereka berebut perhatian orang tua atau karena kesalahan sikap orang tua yang terkadang tidak berlaku adil, pilih kasih atau membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan anak yang lain.

Penyebab alas an mengapa anak merasa cemburu dan benci terhadap saudaranya antara lain :

ØAnak sangat bergantung pada cinta dan kasih saying orang tuanya.

ØAdanya konflik dan ketidaksetujuan hidup bersama dengan orang lain dalam jangka waktu yang cukup lama.

ØFaroritisme orang tua terhadap salah seorang dapat memicu dendam anak yang lain.

ØJika seorang anak kurang berbakat disbanding saudaranya, maka anak yang kurang berbakat cenderung membenci saudaranya,

Selain adanya kopetensi dan kecemburuan, factor-faktor lain dapat mempengaruhi kakak adik bertengkar adalah karakteristik individu merupakan salah satu factor yang mempengaruhinya memang tidak dapat dipungkiri, bahkan orang tua dengan mudahnya memberi label, sehingga anak tertentu cepat merasa bosan, sementara yang lain mudah frustasi. Di sisi lain anak-anak yang memiliki kelemahan tertentu dalam perkembangannya, seprti kemampuan bahasa dan interaksi sosial.

C.Dampak sibling rivalry bagi perkembangan emosi anak

Bisa jadi anak yang merasa selalu kalah dari saudaranya akan merasa minder atau rendah diri. Bisa juga anak jadi benci terhadap saudara kandungnya sendiri. Oleh sebab itu, jangan pernah memberi cap negative pada anak. Hindari pula membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang alin, karena setiap anak dikaruniai bakat yang berbeda-beda.

D.Manfaat sibling rivalry

Sibling rivalry mengajarkan anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa keterampilan penting diantaranya adalah bagaimana menghargai nilai dan perspektif orang lain, cara tepat untuk berkompromi, serta mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.

Agar tercapai menfaat yang diinginkan, orang tua perlu menjadi fasilitator. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :

ØOrang tua tidak perlu langsung bereaksi. Campur tangan dibituhkan saat terdapat tanda-tanda akan terjadi kekerasan fisik.

ØOrang tua perlu membatasi diri, cobalah menyelesaikan masalah dengan anak-anak.

ØPisahkan keduanya hingga masing-masing tenang, selanjutnya instruksikan mereka untuk kembali dengan sedikit ide tentang cara menyelesaikan masalah ini dan cara menghindari masalah yang sama dikemudian hari.

ØJika anak-anak selalu memperebutkan benda yang sama, misalnya televise, ajaklah mereka membuat daftar yang menunjukkan giliran siapa memakai benda tersebut dalam seminggu.

ØMengajak setiap anak untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan tentang saudaranya.

E.Mencegah terjadinya sibling rivalry

Mencegah sibling rivalry merupakan hal yang sulit bagi orang tua, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya sibling rivalry :

ØBeri setiap anak perhatian dan cinta yang khusus dan istimewa.

ØJangan membanding-bandingkan anak.

ØJangan menjadikan anak sebagai pengasuh adiknya.

ØBuatlah pembagian tugas rumah masing-masing anak.

ØKembangkan dan ajarkan anak bersikap empati dan memperhatikan saudaranya yang lain.

ØLuangkan waktu untuk mendengar keluh kesah masing-masing anak dan pujilah bila mereka akur satu sama lain.

Permalink Leave a Comment

KIDAL

January 29, 2009 at 1:31 pm (Anak berkebutuhan khusus)

Di dunia pendidikan Indonesia saat ini lebih berpihak pada pengasahan otak kiri daripada otak kanan. Oleh karena itu, orang yang semestinya didominasi oleh otak kanan menjadi cakap dalam berhitung, berbahasa, reasoning dan kemampuan science.

Anak yang dominasinya otak kanan ini disebut kidal yang dalam istilahnya itu left handed. Kidal atau tidak itu sebetulnya bisa disebabkan dua faktor : nature (bawaan lahir) atau nurture (pengasuhan) orang yang kidal karena bawaan lahir, terjadi karena otak kanannya lebih dominant daripada otak kirinya. Tetapi kidal juga bisa terjadi karena factor kecelakaan missal tangan kanan malfunction (tidak berfungsi) sehingga mau tidak mau dia harus menggunakan tangan kiri.

Kidal cermin kebiasaan

Kata orang, kidal tidaknya seseorang dipengaruhi genetic atau turunan. Itu memang benar. Tapi, menurut David Bodanis, pengarang buku The Secret Family, beda halnya dengan kebiasaan memegang telepon genggam. Menurutnya, tangan yang sering digunakan merupakan cerminan dari kebiasaan di keluarga tersebut.

Jadi, misalnya anda sering memegang telepon genggam menggunakan tangan kanan disbanding tangan kiri. Kondisi tersebut bisa dijadikan petunjuk kalau anggota keluarga anda yang lain pasti lebih sering menggunakan tangan yang kanan pula.

“kesukaan seseorang memegang telepon dengan tangan sisi yang mana, tidaklah masalah orang tersebut kidal apa tidak, ini biasanya merupakan ciri keluarga tersebut,” tuturnya. Hal ini, lanjut ia, lebih sering dipengaruhi aspek kultur bukan genetik.

Sementara bisa juga seseorang tidak tampak kidal namun karena budaya tidak berpihak pada orang kidal maka dia berusaha untuk menjadi tidak kidal walaupun sebenarnya otak kanannya lebih dominant daripada otak kiri.

Kidal lebih banyak terjadi pada anak kembar dank arena pengaruh keluarganya. Penyebabnya mungkin ada kelainan dalam perkembangan otaknya atau dapat pula karena kerusakan otak yang terjadi pada usia dini.

Kidal bukan penyakit, bisa dibilang perkembangan otak yang menyebabkan seseorang kidal, tidak atau ambidextral (mampu menggunakan kedua tangan). Dalam populasi manusia ada sekitar 30% yang kidal dan ambidextral. Memang di kultur kita (timur) orang tua akan sekuat tenaga mengajarkan tangan kanan kepada anak, tetapi jika anak betul-betul kidal (bukan ambidextral) pamaksaan akan berpengaruh pada kemampuannya mengembangkan diri bahkan perkembangan otaknya.

Untuk itu orang tua, guru dan lingkungan harus bijaksana menangani anak kidal. Anak kidal yang didukung oleh lingkungannya akan berkembang sama baiknya dengan anak bertangan kanan, karena ini bukan suatu cacat, bahkan dalam populasinya yang kecil tersebut anak kidal termasuk anak yang memiliki prestasi tinggi dalam berbagai bidang. Jadi anak kidal itu belum tentu bodoh tetapi IQ-nya bisa diatas rata-rata bahkan karena otak kanannya lebih berkembang maka kemampuan kreatifitasnya lebih besar seprti menggambar, berimajinasi dan pengalaman di luar sekolahnya lebih berperan dalam pengambangan belahan kanan. Anak kidal juga bisa mengalami disleksia karena otak kirinya lebih dominant dan ini berpengaruh terhadap penguasaan bahasa. Belahan ini mengatur kemampuan bicara, membaca dan menulis terutama dalam tata bahasanya sehingga yang perlu diperbaiki pada anak kidal yaitu keseimbangan antara otak kanan dan kiri.

Kidal atau hambatan dominasi mempunyai dua aspek yangmenarik. Disatu pihak kidal sering dikaitkan dengan kelainan yang mengganggu seperti kesulitan membaca, kesulitan belajar atau beberapa penyakit imanitas. Tetapi disisi lain, tidak jarang kidal dikaitkan dengan kemampuan superior dalam bidang tertentu. Kidal banyak ditemukan pada ahli arsitek dan ahli matematik.

Tetapikidal juga merupakan bahaya potensial bagi penyesuaian social dan pribadi yang baik karena kidal jelas berbahaya dalam dua kondisi yaitu :

1.Jika pemakai tangan kiri anak menyadari bahwa mereka berbeda dan jika mereka merasa rendah, hal itu akan mempengaruhi sikap mereka terhadap diri sendiri dan pada gilirannya mempengaruhi sikap terhadap prilaku mereka.

2.Penggunaan tangan kiri menjadi bahaya yang nyata bagi penyesuaian social dan pribadi yang baik jika hal itu menghambat anak untuk mempelajari keterampilan dan menghasilkan keterampilan yang menurut keyakinannya berada dibawah kemampuannya.

Perkembangan dan pendekatan terhadap anak kidal

Mendeteksi anak kidal agak sulit di asia balita awal (0-3 tahun) karena anak masih adil menggunakan kedua tangannya tetapi begitu kemampuan motorik halusnya berkembang kita bisa melihat kecenderungannya. Tetapi pada usia 6-7 bulan seorang bayi pertama kali memungut benda, pada tahap ini dia akan mengambil sebuah benda dengan tanpa pilih-pilih. Setelah lewat 3 bulan berikutnya baru akan terlihat dia lebih sering menggunakan tangan kanan atau tangan kiri sehingga jika terjadi kidal anak itu perlu diterapi dibawah 6 tahun.

Karena penggunaan tangan kiri merupakan bahaya social dan bahaya pribadi yang potensial, maka terdapat tiga kemungkinan pendekatan yang dapat diterapkan yaitu sbb :

1.Mencegah penggunaan tangan kiri menjadi kebiasaan. Ini tidak berarti bahwa anak harus dipaksa untuk menggunakan tangan kanan seandainya mereka memang lebih senag melakukan pekerjaan dengan tangan kiri. Karena seorang anak yang kidal dia akan tetap kidal. Apabila tetap dipaksakan, kegiatan yang anak lakukan dengan tangan kanan yang tidak maksimal. Mengapa kegiatan motorik anak seperti melipat, mewarnai dan menggunting tidak baik, kemungkinan disebabkan karena si anak dipaksa untuk menggunakan tangan kanan.

2.Terhadap soal penggunaan tangan kiri adalah mengubah penggunaan tangan kiri ke tangan kanan pada waktu anak memperlihatkan pilihan yang jelas pada tangan kiri. Semakin lama menunda pengubahan tangan ke tangan kanan, akan semakin sulit karena pengubahan pola prilaku yang telah terbiasa selalu menghendaki penyesuaian dan menimbulkan ketegangan syaraf. Memang benar bahwa ketegangan tersebut timbul apabila ada gangguan terhadap kebiasaan yang sebagian telah terbentuk, mungkin menimbulkan penganggapan dan bentuk prilaku gugup lainnya seperti mengisap jempol atau menggigit jari.

3.Tetap perlu diajarkan menggunakan tangan kanan untuk makan/minum, memberikan/menerima sesuatu karena selain tata karma kita demikian, untuk yang muslim itu sunnah nabi yang harus dilakukan. Sedangkan untuk kegiatan lain (menulis, menggambar, olahraga dll) biarkan mereka memilih sendiri tangan mana yang akan digunakan.

Permalink Leave a Comment

HIPERAKTIF

January 29, 2009 at 10:54 am (Anak berkebutuhan khusus)

A.Pengertian

Hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal disebabkan disfungsi neurologist dengan gejala yangtidak mampu memusatkan perhatian.kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkenetik.

Gangguan hipergenetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun), dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hperaktif dan impulsif.

B.Ciri-ciri anak hiperaktif

1.Tidak fokus

Anak dengan gangguan hiperaktivitas tidak bisa berkonsentrasi lebih dari tiga menit. Dengan kata lain, ia tidak bisa diam pada waktu lama dan mudah teralihkan perhatiannya kepada hal lain. Tak hanya itu, anak dengan gangguan hiperaktivitas tidak memiliki fokus jelas. Dia berbicara semua berdasarkan apa yang ingin diutarakan tanpa ada maksud jelas sehingga kalimatnya sering sulit dipahami. Demikian pula interaksinya dengan orang lain, biasanya yang bersangkutan selalu cuek kala dipanggil sehingga orang tua sering mengeluh kalau anaknya pura-pura tidak mendengar. Dengan perilaku seperti ini, anak cenderung tidak mampu melakukan sosialisasi dengan baik.

2.Menentang

Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap penentang / pembangkang atau tidak mau dinasehati. Misalnya, penderita akan marah apabila dilarang lari kesana-kemari, coret-coret atau naik turun tak mau berhenti. Penolakannya jiga bisa ditunjukkan dengan sikap cuek.

3.Destruktif

Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun logo misalnya, anak aktif akan menyelesaikan dengan baik sampai logo tersusun dengan rapi. Sebaliknya anak hiperaktif bukan menyelesaikannya malah menghancurkan mainan logo yang sudah tersusun rapi.

4.Tak kenal lelah

Anak dengan gangguan hiperaktivitas sering tidak menunjukkan sikap lelah. Sepanjang hari dia akan selalu bergerak kesana kemari, lo,pat, lari, berguling dan sebagainya. Hal inilah yang seringkali membuat orang tua kewalahan dan tidak sanggup meladeni perilakunya.

5.Tanpa tujuan

Semua aktifitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak aktif, ketika naik ke atas kursi punya tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain peran sebagai superman. Anak hiperaktif melakukannya tanpa tujuan, dia hanya naik turun saja.

6.Tidak sabar dan usil

Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketia bermain ia tidak mau menunggu giliran. Tak hanya itu anak hiperaktif juga sering mengusili temannya tanpa alas an yang jelas. Misalnya tiba-tiba memukul, mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu yang harus membuat anak seperti itu.

7.Intelektualitas rendah

Seringkali intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktif dibawah rata-rata anak normal. Namun ini berlaku jika alat digunakan untuk tes hanya alat verbal saja, namun bila yang digunakan adalah secara menalar abstraksi dari situ akan terlihat yang sesungguhnya.

Secara psikologis, perkembangan kognisi anak-anak yang menderita hiperaktif biasanya termasuk dalam kategori normal. Jika prestasi akademik mereka rendah, sebenarnya bukan karena perkembangan kognisinya yang bermasalah, tapi lebih disebabkan karena ketidakmampuan mereka untuk berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.

C.Gejala-gejala anak hiperaktif

1.ganguan pemusatan perhatian (inattention) denagn cirri kurang dapat memusatkan perhatian, sering melakukan kesalahan akibat kecerobohan, kesulitan menerima pelajaran, sering agagal menyelesaikan tugas, perhatian mudah teralihkan dan sering kehilangan barang-barang.

2.hiperaktif dengan ciri sukar duduk diam, selalu tergesa-gesa, sering menggerak-gerakkan tangan dan kakinya, sering meninggalkan tempat duduknya di kelas, sulit bermain dengan tenang, serta berlebihan berbicara.

3.impussifitas (mudah terangsang). Cirinya adalah sulit untuk menunggu giliran, menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai diajukan, sering mengganggu teman, sring mengintrupsi pembicaraan orang lain.

D.Penyebab anak hiperaktif

Psikolog dari Klinik Development Center, Jakarta ini melanjutkan, gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada sistem syaraf pusat dan otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Ada juga penyebab lainnya, yakni temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak serta epilepsi.

Bisa juga kondisi gangguan di kepala, seperti gegar otak, trauma kepala karena persalinan sulit atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, alergi makanan, ketidakstabilan darah, efek timbal, makan sea food dan efek obat-obatan.

E.Penanganan anak hiperaktif

Solusi yang bisa ditawarkan untuk mengatasi masalah hiperaktif pada anak adalah :

1.Oang tua harus berupaya menghilangkan prilaku hiperaktif anak, cara yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah dengan sedini mungkin membiasakan anak untuk hidup dalam suatu aturan, jadi anak harus dikendalikan emosinya dengan penerapan aturan yang konsisten di rumah oleh oarng tua. Selain itu juga harus sedini mungkin diberikan kepercayaan tanggung jawab terhadap apa yang seharusnya dia lakukan.

2.Terapi fermakologis, pilihan utama terapi adalah obat dari golongan psikostimulan. Salah satunya adalah methylehdate. Obat tersebut diberikan bila gejalanya cukup mengganggu, terjadinya hambatan fungsi sosial, edukasi dan emosional dengan memberi obat terapi lain bisa lebih berhasil. Akan tetapi, obat-obatan sebagi terapi dihindari sebab tidak menutup kemungkinan bahwa terapi dengan obat dapat dapat menimbulkan efek samping yang ringan atau yang fatal seperti mengantuk, nafsu makan berkurang, sulit tidur, nyeri pada perut, sakit kepala, perasaan tidak nyaman, penyumbatan pembulu darah dll.

Pemakian dalam jangka panjang juga akan menimbulkan efek negatif pada sistem syaraf yang dapat menyebabkan ketergantungan obat bahkan sampai dewasa pun ia akan terus mengkonsumsi obat-obatan.

Permalink Leave a Comment